Pages

Selasa, 18 Maret 2014

Rainbow: Pergantian Warna-Warni Kehidupan



Rainbow bercerita tentang lika-liku perjalanan Akna dan Keisha yang bagaikan pergantian cuaca. Dari cerah ke mendung, kemudian berubah menjadi hujan yang juga disertai badai, hingga akhirnya ditutup dengan hadirnya kembali pelangi dalam hidup mereka.

gb. diambil dr sini

 Judul Buku : Rainbow, Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua


Penulis : Eni Martini
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Tebal : 201 hal + iii

ISBN  : 978-602-02-1609-6

Judul: Rainbow – Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Judul: Rainbow – Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf



Judul: Rainbow – Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf

Akna dan Keisha adalah sepasang sejoli yang amat saling mencintai. Perjalanan pernikahan mereka yang baru akan menginjak umur setahun benar-benar hanya berisi keindahan, meski mereka belum dikaruniai seorang anak. Hingga hadirlah badai tersebut, tepat di malam anniversary pernikahan mereka. Akna mengalami kecelakaan yang membuatnya harus kehilangan sebelah kakinya. Peristiwa itu tentu saja seperti mimpi buruk – bagi Keisha, terlebih bagi Akna sendiri.

Keisha – meskipun tertatih, tetap menguatkan langkah untuk tetap setia dan menjadi istri yang baik. Ia juga berusaha sekuat tenaga membuat roda perekonomian keluarganya tetap berjalan, setelah Akna dirumahkan oleh kantornya. Sedang bagi Akna, kehilangan satu kaki adalah kiamat bagi ego kelelakiannya. Ia kehilangan seluruh kepercayaan dirinya, hingga semua orang yang tulus bersimpati atas keadaannya pun dianggapnya tak lebih dari sekedar menghina dan menertawakannya. Bahkan perjuangan istri tercintanya pun diartikan amat negative baginya.

Separuh lebih bagian dari novel ini bercerita tentang perjuangan Keisha mempertahankan rumah tangganya diatas sikap suaminya yang semakin tidak ia pahami. Hingga Keisha sampai pada titik dimana ia merasa tak lagi mampu dan ingin menyerah – lantaran perbuatan suaminya yang amat melukai perasaannya. Saya sedikit merasa novel ini sinetron sekali. Setelah serangkaian terjangan badai di hampir keseluruhan isi novel, lalu ditutup dengan ending yang begitu manis.

Meski begitu, novel ini mengandung pelajaran yang patut diserap oleh para wanita. Bahwa seharusnya seorang istri harus tetap berdiri tegak di belakang suaminya, seterpuruk apapun keadaan suaminya. Hal tersebut tercermin dari sikap Keisha yang tetap setia dan tetap  menunjukkan hormatnya pada Akna meski Akna benar-benar tengah jatuh.

Tapi ada dua hal dalam yang cukup mengganggu bagi saya. Pertama, gaya bahasa yang ‘campur-campur’. Contohnya, saat tengah sampai pada bagian serius dan ‘harusnya’ mampu mengaduk perasaan saya, saya harus menemui satu-dua kata tidak baku bahkan kadang jadi terkesan ‘main-main’ sehingga membuyarkan kesan dramatisnya. Mungkin karna saya tipe orang yang suka baca novel yang kalau serius ya serius sekalian, kalau santai ya santai sekalian. Hehe

Yang kedua, adalah selipan adegan Emi yang tidak sedang di rumah saat dihubungi oleh Keisha yang tengah kalut di pagi buta, dan di ternyata justru tengah tidur bersama Dimas, padahal mereka belum menikah L. Selipan adegan itu jadi sangat mengganggu karna di banyak bagian dalam novel ini penulis menyelipkan cukup banyak nilai religious di dalamnya.

Tapi, secara keseluruhan… novel ini bisa masuk salah satu rekomendasi bacaan bagi kita yang sering merasa amat menderita dengan banyak sekali cobaan – agar kita kembali sadar, bahwa kita harus tetap tegak berdiri menghadapinya, dan pelangi pastilah akan segera menyambut di depan sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar