Pages

Rabu, 28 Mei 2014

Selamanya Cinta: Memaksa Kita Mengenang Indahnya Masa SMA



Pengarang:  Kireina Enno
Penerbit: Bukune
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 302

Selamanya cinta bercerita tentang kisah persahabatan empat orang – Reina, Dinda, Abe dan Teddy yang telah akrab sejak SMA. Konflik-konflik ringan khas anak SMA mewarnai hari-hari mereka. Reina – gadis sederhana berotak encer yang membuat beberapa temannya iri dan berusaha mengusiknya, seperti tak pernah ambil pusing dengan hal itu. Meski saat sudah benar-benar marah, ia tak segan mengambil tindakan dengan mendatangi langsung orang yang mencari gara-gara dengannya. Hal itulah yang membuat Reina terlihat berbeda dan menarik. Dan hal itu pullah yang membuat Abe menaruh perhatian lebih pada Reina. Mulanya ia berusaha memungkiri bahwa perasaannya pada Reina murni sekedar saying sebagai sahabat, tapi akhirnya dia sadar dia keliru. Nyatanya perasaannya terus tumbuh dan tumbuh, meski tak kunjung membuatnya mampu mengungkapkannya. Abe terlalu tidak yakin apakah Reina akan menerima cintanya, dan takut jika ia mengungkapkan perasaanya Reina justru akan menjauh.

Dinda dan Teddy pun bukan tidak menyadari perasaan dua sahabatnya itu. Meski akhirnya justru mereka berdua-lah yang lebih dulu ‘berani’ mengakui bahwa ada perasaan lebih juga diantara mereka. Sayangnya, hubungan lebih dari sahabat antara Dinda dan Teddy membuat mereka harus menerima cobaan persahabatan yang cukup berat. Dan hal itu membuat Reina semakin meyakini bahwa pacaran dengan sahabat sendiri itu seperti inses.

Lalu, apakah Abe akhirnya memutuskan untuk selamanya memendam cintanya pada Reina demi persahabatan mereka? Atau sebaliknya, dia bertekad mengungkapkan perasaannya, tanpa peduli apapun resikonya? Yuk, baca Selamanya Cinta :)
oOo

Secara keseluruhan novel ini menarik, meskipun bisa dibilang temanya cukup klise. Bahasanya ringan dan tidak berbelit-belit sehingga membuat kita sangat mudah memahami alur cerita. Hal itu juga membuat novel ini dibaca saat kita sedang lelah pikiran tapi ingin membaca (mungkin bahasa sederhananya: membaca sebagai hiburan aja).

Selamanya Cinta juga berhasil membuat saya sangat merindukan masa SMA dan sahabat-sahabat saya. Formasi persahabatan Reina, dkk sama persis dengan formasi persahabatan saya. Tapi Alhamdulillahnya, sama sekali tidak ada ‘skandal cinta’ dalam persahabatan kami J. Suasana masa SMA digambarkan dengan sangat baik oleh penulis. Konflik-konflik yang dimunculkan juga cenderung tidak berlebihan dan natural. Tapi kemunculan tokoh Jordy di bab-bab akhir beserta konflik yang ditimbulkannya memberikan kesan ‘sinetron’ sekali.

Yang menarik lagi dari novel ini adalah konsep ceritanya. Selamanya Cinta terdiri dari cerita di dalam cerita. Kisah Reina-Abe-Dinda-Teddy sebenarnya merupakan tokoh rekaan dari Dita yang kemudia ia jadikan sebuah novel – dan novel tersebut menjadi bagian terbesar di novel Selamanya Cinta, untuk menceritakan masa SMA-nya dulu. Sederhanyana, Dita menuliskan cerita masa SMA-nya menjadi sebuah novel. Endingnya. Ya, begitulah… saya bingung menjelaskannya. Lebih baik baca sendiri :D

Emm, oh yaa… yang cukup mengganjal, penggambaran tokoh Reina yang ceritanya penggambaran sosok Dita menurut saya terasa berbeda. Maksudnya, mereka seperti penggambaran atas dua orang yang berbeda. Tapi saya tidak bisa menjelaskan detail perbedaan karakter mereka. Perasaan saya saja juga bisa jadi. Hihi.