Pages

Kamis, 11 September 2014

NOTES FROM QATAR 2: Honest, Humble, Helpful


 Judul: notes From Qatar 2
Penulis: Muhammad Assad
No. ISBN: 9786020018 (ISBN13: 9786020018331)
Penerbit: Elex Media Komputindo

Saya membeli buku ini di Gramedia Kudus tanggal 25 Agustus 2013 – dan baru berhasil saya tamatkan pertengahan 2014. Haha. Bahkan sebelum sempat say abaca, buku ini harus mengalami nasib tragis: kebocoran!!! Hiks.

Penasaran sama buku ini sejak Mas Assad datang sebagai bintang tamu di acaranya Ustadz Yusuf Mansur – kalo nggak salah pas bulan Ramadhan. Dan bener sih, buku ini menurut saya pantas menjadi best seller – di luar endorsement-nya yang dari tokoh-tokoh top Indonesia. Yah, meskipun saya sempet males lanjutin baca nih buku gegara Mas Assad nikah. Yup, saya patah hati. haha. #Apasih! #Abaikan

Sebagai buku non-fiksi, buku ini termasuk tidak membosankan menurut saya. Nggak terkesan seperti membaca textbook kuliah yang bikin kepala mumet. Hehe. Karna selain memaparkan teori-teori, Mas Assad juga menyelinginya dengan cerita-cerita ringan tentang dirinya – yang di dalamnya tersirat pengaplikasian dari teori yang sebelumnya ia paparkan.

Gegara kebocoran, bukunya jadi udah jelek banget T.T

Notes From Qatar 2 ini punya tiga kata yang menjadi garis besar dari seluruh pembahasan. Honest, Humble, Helpful.  Selain itu juga diselipkan kisah nyata kiriman para pembaca buku ini yang merasakan langsung ‘keajaiban sedekah’ yang ‘virus’-nya disebarkan Mas Assad lewat buku NFQ 1 (sayang saya justru belum baca). Banyak sekali kisah yang sangat menginspirasi di situ – tak terkecuali kisah-kisahnya Mas Assad sendiri. Mas Assad banyak menyelipkan hadist dan ayat-ayat Al-Qur’an, lalu membahasnya dengan bahasa yang menurut saya bisa diterima semua kalangan – termasuk yang mungkin masih awam soal agama. Jadi sepertinya, yang biasanya enggan baca buku keislaman karna bikin ngantuk dan mumet, akan merasa asyik baca buku ini.

Salah satu yang saya rasa paling menginspirasi adalah tentang kebiasaan Mas Assad bersedekah setiap hari – sebelum memulai aktivitasnya. Pasti banyak banget, kan, yang ngrasa kesulitan dalam berbagai hal kalo harus bersedekah setiap hari? Entah bingung mau di kasih ke siapa, nggak sempet karna saking sibuknya, atau merasa sayang sama uang yang kita punya. Nah, Mas Assad ternyata menyiasati hal tersebut dengan cara menyiapkan sebuah tempat di depan pintu yang ia gunakan untuk naruh uang tiap mau keluar beraktivitas (kayak kotak sedekah gitu kali, ya!), lalu uang tersebut akan ia salurkan pada yang membutuhkan sebulan sekali. Menurut saya cara tersebut sangat efektif dan patut dicontoh. Selain akan lebih terasa manfaatnya jika uang kita donasikan setelah jumlahnya terkumpul cukup banyak, kitanya juga jadi nggak begitu terasa ‘sayang’ karna nggak langsung keluarin jedeerrr banyak buat sedekah. Emm, ini cocok buat yang masih latihan kayak saya kali, ya. Beda lah sama yang udah jagoan sedekah. Hehe

Mas Assad juga menceritakan tentang pengalamannya menjadi salah satu peserta dalam G20 Youth Summit 2011 sebagai wakil dari Indonesia bersama 5 orang delegasi lainnya. G20 kali itu diselenggarakan di Paris. Dalam G20 ini, setiap Negara anggota G20 mengirimkan 6 delegasi mudanya untuk berkumpul  dan menegosiasikan isu-isu penting yang nanti hasil akhirnya dalam bentuk communiqué dan diserahkan kepada Presiden Perancis (karna saat itu diselenggarakan di Perancis) – Nikolas Sarkozy.

Hal menarik lainnya yang Mas Assad dalam buku ini adalah betapa ia anak muda yang jaringannya sudah keren banget. Ia mengenal baik banyak sekali tokoh keren di Indonesia. Yah, sekali lagi, itu terlihat jelas dari endorsement yang tercetak di sampul belakang buku ini. hehe

Emm, apalagi ya? Banyak banget sih hal menarik dan menginspirasi lainnya. Kalo disuruh menceritakan apa aja isinya, saya nggak sanggup kayaknya. Hehe. Jadi mending, yuk, dibaca sendiri ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar